Jakarta – Indonesia merupakan salah satu pasar paling besar yang dimiliki oleh Facebook. Data yang beredar pada tahun 2014 lalu mengatakan bahwa terdapat sekitar 70 juta akun aktif yang berasal dari negara ini.
Sang CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, bahkan pernah berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung bagaimana keadaan yang sudah berkontribusi memperkaya dirinya ini.
Namun demikian, berdasarkan penelusuran Harian Indo, Jumat (15/1/2016), jejaring sosial ini justru tak bereaksi apapun terkait peristiwa bom dan teror yang terjadi di Jakarta pada Kamis (14/1/2016) kemarin. Di laman Facebook, ataupun akun resmi milik Zuckerberg, tidak ada satu pun bahasan mengenai kejadian yang telah menewaskan tujuh orang tersebut. Tidak ada ucapan duka cita atau bela sungkawa apapun di sana.
Hal berbeda terjadi ketika serangan teror melanda Paris beberapa waktu lalu. Tak lama setelah beritanya beredar di berbagai media, Zuckerberg langsung bereaksi.
“Saya turut berduka dengan setiap orang-orang di Paris malam ini. Kekerasan seperti ini tidak mendapat tempat di kota manapun di seluruh dunia,” tulisnya kala itu.
Hal sama juga terjadi ketika giliran Nigeria yang mendapat serangan teror. Zuckerberg bahkan mengumumkan adanya fitur Safety Check menyusul pemboman di Nigeria.
“Kami mengaktifkan Safety Check lagi setelah bom Nigeria petang ini. Setelah serangan Paris minggu lalu, kami membuat keputusan untuk memanfaatkan Safety Check untuk insiden tragis seperti ini di masa depan,” tulis Zuckerberg.
Untuk kasus Jakarta, selain tak bereaksi apapun, Zuckerberg juga tidak mengaktifkan fitur Safety Check di Facebook. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, apakah Facebook tidak menganggap serangan teror di Jakarta sebagai sesuatu yang signifikan?
Hal berbeda ditunjukkan oleh pendiri media sosial Path, yakni Dave Morin. Melalui akun Twitter-nya, ia menuliskan belasungkawa.
“My thoughts and prayers are with the people of Jakarta,” tulis Morin. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)