Tolikara – Kesulitan dalam hal transportasi menjadi alasan utama mengapa harga bahan makanan di pedalaman Papua menjadi amat tinggi. Pada kenyataannya, hampir semua bahan makanan harus diangkut menggunakan pesawat terbang yang biaya operasionalnya tinggi dan kapasitas yang terbatas.
Apabila diangkut lewat jalur darat, harga bensin yang mencapau Rp 40 ribu per liternya pun tidak bisa membuat harga makanan menjadi murah.
Hasil pantauan Harian Indo di sebuah warung yang berada di pojok Simpang Gilingan Batu, Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, harga di menu warung tersebut memang bisa dikatakan sensasional untuk ukuran tempat makan yang bukan restoran.
Beberapa warga lokal bahkan terlihat ragu sambil mencocokkan jumlah uang di dompet mereka ketika melihat daftar harga.
Harga makanan di Tolikara memang bisa membuat ciut dompet yang sudah tipis. Semangkuk bakso biasa yang terdiri atas dua atau tiga butir bakso ukuran sedang dicampur sayur dan kuah dibanderol Rp 30 ribu. Bakso urat lebih mahal, semangkuk bisa Rp 35 ribu.
Ingin menikmati sepiring nasi, sayur, dan ayam? Harganya mencapai Rp 25 ribu. Bahkan ada yang mematok Rp 35 ribu per porsi. Di warung makan seberang Rumah Sakit Umum Daerah Tolikara, seporsi nasi dengan lauk ikan dijual seharga Rp 60 ribu. Makan nasi dengan rendang harganya, ya ampun, Rp 70 ribu per porsi. Fantastis. (Yayan – www.harianindo.com)