Damaskus – Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) masih terus menebar ancamannya di Suriah dan Irak. Mereka pun semakin banyak melakukan eksekusi mati terhadap tawanannya. Seperti yang dilaporkan baru-baru ini.
Dalam sebulan terakhir, ISIS sudah mengeksekusi mati 90 orang di Suriah, yang sepertiganya adalah warga sipil. Informasi ini diungkapkan oleh Tim Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, Minggu (30/8/2015).
Menurut tim ini, 32 dari 90 orang yang dieksekusi berasal dari kelompok ISIS sendiri, pejuang pemberontak, dan tentara loyalis Presiden Bashar al-Assad. Mereka dihukum mati karena dianggap telah melakukan “kejahatan”, yakni sebagai tukang sihir, homoseksual, dan karena tindakan yang mengarah pada dukungan AS melawan ISIS. Mereka dieksekusi antara 29 Juli dan 29 Agustus.
Sejak mengumumkan negara khalifah (negara Islam) pada Juni 2014, ISIS sudah merambah ke Suriah, merebut wilayah di bagian tengah provinsi Homs dan Hama, bagian timur Deir Ezzor dan Hasakah, serta bagian utara Raqa dan Aleppo.
Menurut Tim Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, hingga kini korban eksekusi mati ISIS mencapai 3.156 orang. Sebanyak 1.841 di antaranya adalah warga sipil.
ISIS menjadi terkenal atas kekerasan yang mereka lakukan, dan hasil rekamannya sering diunggah ke internet. Kekerasan tersebut antara lain berupa pemenggalan, pelemparan batu, dan melemparkan korbannya dari atap gedung.
Koalisi anti-ISIS yang dipimpin oleh AS sudah membombardir ISIS di Suriah sejak September 2014. Pada Sabtu (29/8/2015) lalu, delapan anggota ISIS terbunuh dalam serangan udara koalisi di Raqa, daerah yang diklaim ISIS sebagai “ibu kota” negaranya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)