Jakarta – Selama ini konsumsi kafein untuk ibu hamil dianggap tidak baik bagi janin dan harus dihindari. Kafein sendiri tak hanya ada di dalam kopi, minuman dan makanan lain seperti teh dan cokelat pun mengandung kafein. Lalu benarkah konsumsi kafein untuk ibu hamil tidak baik?
Menurut Dr Caroline Hutomo SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Bunda, Jakarta, ada beberapa hal yang perlu diketahui soal mengonsumsi kafein pada saat hamil, diantaranya:
Minum kopi dalam jumlah terbatas
Menikmati secangkir kopi di pagi hari adalah sebuah ritual dari keseharian banyak orangKandungan senyawa kimia bernama kafein yang terdapat di dalam kopi adalah salah satu faktor yang menjadi penyebabnya. Kafein, zat yang ditemukan secara alami pada biji kopi, daun teh, buah cokelat, memang terkenal memiliki efek pengusir kantuk dan membuat pikiran lebih cerah.
Aman tidaknya kafein untuk dikonsumsi oleh ibu hamil (bumil) masih menimbulkan perdebatan. Praktisi kesehatan sedunia sepakat bahwa konsumsi kafein yang terlalu banyak bisa menimbulkan efek samping negatif pada janin. Karenanya, lembaga American College of Obstetricians and Gynecologists membatasi konsumsi kafein pada ibu hamil sebanyak maksimal 200 miligram saja per hari.
Meningkatkan resiko keguguran
Mengapa ibu hamil perlu membatasi asupan kafein? Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang mengonsumsi kafein lebih dari 200 miligram per hari memiliki risiko keguguran dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya.
Menurut penelitian lain yang dilakukan di Denmark, risiko kematian bayi saat dilahirkan bisa meningkat pada ibu hamil yang minum kopi lebih dari delapan gelas per hari. Ada pula penelitian lain yang menyatakan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 500 miligram kafein per hari amat berpotensi memiliki bayi dengan detak jantung dan frekuensi nafas lebih cepat dibandingkan bayi normal.
Efeknya pada ibu hamil
Selain mendatangkan masalah pada janin, konsumsi minuman berkafein juga bisa membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Keluhan yang paling sering dilaporkan adalah peningkatan detak jantung yang biasanya juga disusul oleh insomnia.
Pada sejumlah orang, konsumsi kafein juga bisa memicu gangguan pencernaan seperti nyeri dada (heartburn), dan iritasi lambung. Ditambah perut yang kian membesar, gangguan pencernaan yang dialami ibu hamil akan terasa kian menyulitkan.
Selama hamil, tubuh ibu juga memerlukan waktu lebih lama untuk memproses kafein di dalam darah. Semakin lanjut usia kehamilan, kian banyak waktu yang diperlukan tubuh untuk memproses kafein. Akibatnya, lamanya kafein beredar di dalam tubuh juga makan waktu lebih lama dari biasanya.
Berhubung tubuh ibu hamil dan bayinya tersambung melalui plasenta, mau tak mau, janin juga ikut merasakan pengaruhnya. Untuk lebih jelasnya berikut kandungan kafein yang terdapat pada beberapa jenis minuman:
1 cangkir kopi hitam: 95-200 miligram
1 cangkir caffe latte/cappucino: 75 miligram
1 cangkir teh hitam: 47 miligram
1 cangkir teh hijau: 25 miligram
1 botol minuman berenergi: 48-138 miligram
1 cangkir minuman cokelat: 8-12 miligram.
Intinya konsumsi kafein masih dibolehkan asalkan tidak terlalu banyak. Namun sebaiknya untuk lebih aman tetap menghindari konsumsi kafein berlebih. (Rani Soraya – www.harianindo.com)