Jerusalem – Pasukan Israel terpaksa menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk menghalau massa demonstran warga Kristen Palestina di dekat Betlehem.
Massa menentang langkah pemerintah Israel untuk melanjutkan pembangunan dinding pemisah di daerah Tepi Barat.
Para demonstran dan sejumlah aktivis asing menggelar aksi di Desa Beit Jala, Tepi Barat. Di desa ini, militer Israel membuldoser pohon zaitun untuk memberikan ruang bagi pembangunan dinding.
Dua pengunjuk rasa ditangkap karena dituduh melemparkan batu ke arah tentara yang menjaga proyek pembangunan.
Aktivis Michel Sabbath mengecam pembangunan yang dimulai pada awal bulan ini. “Tanah itu milik kita,” ujarnya. “Apa pun yang mereka lakukan, apa pun putusan pengadilan tanah itu tetap milik kami, dan akan kembali kepada kami suatu saat.”
—
Baca juga:
Menteri Susie: Gaji PNS Naik 100%
Diprediksi Menguat, Nasib Rupiah Justru Terperosok Lagi Di 14 Ribuan Hari Ini
—
Israel memulai pembangunan dinding pemisah dan pagar di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak 2002. Warga Palestina menuding Israel sengaja membangun dinding untuk mencuri lahan Palestina. Mereka menyebutnya dinding apartheid.
PBB mencatat dua pertiga dinding pemisah telah selesai dibangun. Jika selesai dinding ini akan terbentang hingga 712 kilometer. Dinding akan memisahkan pemukim ilegal Israel di wilayah penduduk Tepi Barat, dan tanah Palestina. (Galang Kenzie Ramadhan – www.hariaindo.com)