Bandar Lampung – Perkembangan teknologi yang makin pesat juga berdampak pada berevolusinya dunia prostitusi di Indonesia. Jika dulu para pekerja seks komersial (PSK) hanya menjajakan diri dengan mangkal di pinggir jalan, hingga berkedok panti pijat dan karake, kini mulai berkembang zaman media sosial, semua makin mudah dan simpel.
Salah satu contohnya terjadi di Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung tersebut merupakan salah satu kota yang belakangan ini perkembangan dunia malamnya makin marak.
Ada lebih dari enam lokasi belum ditambah tempat-tempat karaoke yang juga menyediakan wanita-wanita penghiburnya.
Lebih gilanya, PSK kini juga menjadi pekerjaan sampingan dari gadis SMA dan mahasiswa, yang biasa disebut ayam kampus dan ayam abu-abu.
Hanya saja berdasarkan info yang dihimpun Harian Indo, tarif yang ditawarkan oleh si abu-abu lumayan mahal.
”Anaknya masih lugu-lugu gimana gitu, harganya seribulah (Rp1 juta, Red) sekali kencan. Kalau nginap jadi Rp2 juta, kalau iya gua kabarin kawan gua-nya,” kata salah seorang narasumber yang mengaku punya teman SMA yang bisa diajak kencan semalam.
Harga tersebut menurutnya sudah harga mati. Wartawan Radar pun sempat melakukan tawar menawar. Namun, ia tetap saja dengan harga yang disampaikanya.
Terpisah di Kota Metro, terdapat fakta yang cukup mencengangkan. Bisnis protitusi di kota ini pun makin tumbuh dengan terlihatnya tempat protitusi yang berada di pinggir jalan menuju pusat kota disalah satu eks tempat makan terkenal di kota ini. Selain itu harga yang ditawarkan lebih terjangkau di kisaran Rp 400-600 ribu. Bahkan ada yang masih duduk di bangku SMP.
Menurut salah seorang sumber menyebutkan bahwa rata-rata kuliah, SMA, SMP. Coba hubungi mami, ini nomornya. Kalau mau menginap Rp800 ribu – 1 juta, nego sama mami. Dari harga tersebut para PSK belia itu hanya mendapatkan Rp600 ribu dari hasil kencan, sisanya diserahkan ke maminya. (Rani Soraya – www.harianindo.com)