Krisis Yaman: Yaman Semakin Kacau, KBRI Tetap Beroperasi

31/03/2015

Jakarta – Telah diberitakan bahwa saat ini Yaman tengah mengalami konflik bersenjata antara kelompok Houthi dengan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi. Konflik tersebut begitu dahsyat, hingga memaksa Presiden Mansour Hadi mengungsi ke tempat yang masih dirahasiakan. Terkait hal tersebut, muncul kabar bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Yaman masih beroperasi seperti biasa, meski ketegangan di negara tersebut sedang memuncak.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah mengumumkan keadaan terkini KBRI di Kota Sanaa, Yaman. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Bantuan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal.

Lalu mengatakan bahwa Indonesia memiliki dua gedung di Yaman, yakni wisma tempat tinggal Duta Besar (Dubes), dan kantor KBRI. Kantor KBRI tersebut letaknya sangat dekat dengan Istana Kepresidenan Yaman yang saat ini telah diduduki oleh Kelompok Houthi.

Melihat kondisi ini, keadaan kantor KBRI tersebut dinilai rawan. Oleh karena itu, meski saat ini masih beroperasi, pihaknya tengah berencana untuk memindahkan aktivitas KBRI ke wisma tempat tinggal Dubes. Namun demikian, kantor KBRI di sana masih akan tetap buka.

Lalu mengatakan bahwa meski Dubes Indonesia beserta 95 WNI telah dievakuasi ke Al Hudaidah, tetap akan ada sekitar tiga atau empat staf yang akan tinggal di kantor KBRI. Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar proses evakuasi seluruh WNI yang ada di Yaman, sehingga kantor KBRI tersebut dijadikan semacam “checkpoint” bagi WNI sebelum diungsikan.

Lalu menjelaskan lagi bahwa situasi di sekitar kantor KBRI saat ini memang sangat mencekam, dengan mobilitas dan komunikasi yang juga semakin sulit. Dalam kondisi seperti ini, pihak KBRI harus berusaha untuk mengevakuasi WNI menuju Al Hudaidah, dimana di kota tersebut terdapat bandara yang bisa digunakan untuk memulangkan WNI melalui jalur udara. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)