Jakarta – Pengambulan suara untuk pemilihan umum presiden Indonesia telah usia dilakukan pada 9 Juli 2014 kemarin. Satu hal yang cukup unik adalah bagaimana kedua capres yang bertarung dalam pilpres ini saling klaim kemenangan.
Saling klaim ini kemudian mendapat perhatian media asing. Dilansir dari Associated Press (Kamis, 10/7/2014), kantor berita internasional asal Amerika Serikat, Associated Press (AP), mengangkat berita saling klaim antara kubu Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Mereka menyebut “kasus” ini bisa menimbulkan ketidakpastian politik dan hukum di Indoensia, yang tengah melakukan transisi dari masa kediktatoran menuju demokrasi.
AP juga menyebut bahwa baik Prabowo dan Jokowi telah mengklaim bahwa mereka memenangkan pemilu ini. Klaim mereka didasarkan pada hasil hitung cepat yang diperoleh masing-masing kubu.
Kantor berita lain, Reuters, juga menampilkan berita yang sama. Kantor berita asal Inggris tersebut menggambarkan bahwa hasil hitung cepat yang melibatkan berbagai lembaga survei di Indonesia tersebut sangat beragam dan membingungkan. Reuters menuliskan bahwa hasil pemilu di Indonesia akan berkakhir dengan imbang. Mereka menyebut bahwa pemilu ini akan ditentukan melalui pertarungan konstitusional.
Media lainnya, Guardian, mengatakan bahwa pemilu tahun ini merupakan ujian bagi demokrasi di Indonesia. Media ini menuliskan bahwa Indonesia merupakan satu negara panutan mengenai bagaimana usaha kerasnya lepas dari masa kediktatoran menuju negara dengan ekonomi yang semakin menguat di bawah sistem demokrasi. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)