Seperti dilansir dari AFP, (Kamis, 3/7/2014), salah seorang personil kepolisian Myanmar memberikan keterangan bahwa terdapat dua orang korban meninggal akibat kericuhan antara umat beragama tersebut. Namun sayangnya, selain keterangan mengenai dua korba jiwa tadi, pihak otoritas setempat enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai insiden ini.
Adapun saksi mata di lokasi mengatakan bahwa polisi sempat menembakkan beberapa peluru karet ke arah massa yang bentrok. Beberapa saksi juga mengatakan bahwa petugas keamanan juga menggunakan tongkat pemukul dan bahkan senjata tajam untuk membubarkan massa.
Adapun bentrokan antar kelompok agama ini dipicu oleh insiden perkosaan. Seorang gadis dari satu kelompok agama diperkosa oleh laki-laki dari kelompok agama lain. Karena proses penyidikan dan pengadilan yang dirasa kurang adil bagi kelompok korban, maka bentrok ini pun pecah.
Selain saling menyerang antar kelompok, kericuhan ini juga diwarnai dengan aksi pengrusakan fasilitas umum serta penjarahan di beberapa wilayah perdagangan. Aksi massa yang semakin brutal inilah yang memaksa pihak Kepolisian Myanmar untuk mengambil langkah keras, salah satunya dengan menembakkan peluru karet tadi. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)