Pasukan militer Pemerintah Irak saat ini tengah bertempur untuk memukul mundur perlawanan ISIL dan beberapa militan aliansinya dari Provinsi Diyala dan Salahuddin. Saat ini pertempuran dilaporkan mencapai wilayah Kota Ramadi.
Laporan lain mengatakan bahwa kilang terbesar Irak, Baiji, telah diserang oleh pemberontak dengan menggunakan mortar. Sebelumnya kilang minyak tersebut telah ditutup pada hari Selasa kemarin (17/6).
Perdana Menteri Irak, Nouri Al-Maliki dikabarkan muncul di depan televisi nasional bersama pemimpin Muslim Sunni dan Kurdish pada Selasa kemarin. Ketiganya menyerukan pentingnya rasa persatuan dan kesatuan nasional untuk merespon serangan pemberontakan dari kelompok ISIL dan sekutu-sekutunya, kelompok militan Sunni.
Satu hal yang mungkin sedikit kontradiktif adalah pesan bahwa warga non militer dianjurkan untuk tidak mengangkat senjata. Mengapa kontradiktif? Karena Al Maliki sendiri sebelumnya telah secara terang-terangan mendukung pembentukan kelompok milisi Muslim Syi’ah yang bertugas untuk membantu pasukan militer Pemerintah Irak.
Berita mengejutkan pun muncul. Pertama, Perdana Menteri Al Maliki menuduh Saudi Arabia, dengan populasi warganya didominasi oleh Sunni, telah mendukung pergerakan ISIL. Kedua, Al Maliki telah memecat empat komandan tinggi militernya untuk wilayah Nineveh karena gagal menghentikan laju pergerakan ISIL. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)