Adapun pertemuan Shangri-La Dialogue tersebut diadakan pada Jumat kemarin (30/5), dan dihadiri oleh negara-negara Asia Tenggara serta, tidak ketinggalan, Amerika Serikat sang polisi dunia. Pertemuan ini diadakan di tengah sengketa teritorial antara China, Vietnam, dan Filipina.
Dalam pertemuan yang dikenal juga dengan nama Asia Security Summit tersebut, Abe ditunjuk menjadi pembicara utama. Dia mengatakan bahwa Jepang akan lebih pro-aktif dibanding sebelumnya untuk menjaga perdamaian Asia pada umumnya, dan Asia Tenggara pada khususnya. Jepang akan memberikan dukungannya kepada negara-negara ASEAN untuk menjamin kedaulatan wilayahnya baik, di laut maupun udara.
Jumat Kemarin (30/5), Wakil Menteri Luar Negeri China, Fu Ying, yang juga hadir dalam pertemuan di Singapura tadi, mengatakan bahwa langkah Jepang ini merupakan sebuah usaha dari Shinzo Abe untuk merubah kebijakan keamanan Jepang, dengan menyebarkan ‘mitos’ bahwa China sedang mengancam kedaulatan wilayah negara-negara ASEAN. Jepang, yang dahulu kala mempraktikkan imperialisme terhadap negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara, dianggap melakukan langkah yang mengkhawatirkan oleh pihak China. Sengketa China dengan negara-negara Asia Tenggara juga berdampak kepada semakin memburuknya hubungan antara China dan Jepang.
Analis politik berpendapat bahwa meski beberapa anggota ASEAN enggan menganggap China sebagai pihak ‘antagonis’, dengan alasan kerjasama politik dan ekonomi, beberapa anggota ASEAN juga menyambut baik peran aktif Jepang dalam bidang keamanan di Asia Tenggara. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)