Pihak Beijing mengatakan bahwa pihaknya tak pernah mengadakan ataupun terlibat dalam pencurian cyber dalam bentuk apapun. Tuduhan ini jelas akan mencederai hubungan kooperasi antara China dan AS.
Pihak AS menuduh kelima perwira tersebut telah mencuri data jual-beli dan dokumen internal dari lima perusahaan, yakni US Steel, Westinghouse Electric, SolarWorld, Alcoa Inc, dan Allegheny Technologies. Selain itu, lima orang tadi juga dituduh mencuri data dari sebuah serikat pekerja di AS bernama Steelworkers Union. Jaksa Agung AS, Eric Holder, mengatakan bahwa pembobolan ini harus segera mendapat respon agresif. Pihak China merasa tuduhan tersebut tak berdasar dan memiliki tujuan tersembunyi, yang oleh karenanya adalah merupakan sesuatu yang salah dan harus segera ditarik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Qin Gang, mengatakan bahwa pihaknya telah menunda aktivitas kerjasama Cyber Working Group antara China dan AS. Qin mengatakan bahwa penundaan ini disebabkan oleh tidak adanya ketulusan dan itikat baik AS untuk berdialog dan bekerjasama dengan China.
Adapun pihak China sendiri mengaku bahwa mereka merupakan korban dari pencurian cyber, penyadapan, dan pengamatan-pengintaian AS. Terkait hal ini, Qin mengatakan bahwa Pemerintah China sekali lagi menghimbau kepada AS untuk memberikan penjelasan dan menghentikan aksi mata-mata tersebut. Qin menambahkan bahwa Pemerintah China akan bereaksi lebih jauh bila aksi AS tersebut tidak segera dihentikan. Aksi seperti apa? Qin tidak memberikan detail apapun. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)