Turin – Juventus Stadium menjadi saksi bisu dari Final Europa League semalam antara Sevilla melawan Benfica. Kutukan 100 tahun Bela Guttman atas Benfica ternyata masih berlaku di tahun ke-52 ini. Seperti dilansir dari The Guardian (Rabu, 14/5/2014), jawara Portugal tersebut harus rela menempati posisi Runner-up setelah kalah 2-4 melalui babak adu penalti dari Sevilla.
Meskipun Benfica sedikit mendominasi di babak pertama, laga tetap berlangsung monoton. Sedikit peluang tercipta. Nampaknya kedua kubu masih saling mempelajari dan memancing lawan untuk lebih bermain terbuka. Permainan menjadi lebih menarik di babak kedua. Sevilla kini terlihat lebih menyerang dengan Ivan Rakitic sebagai motor serangan. Benfica pun selalu balik mengancam dengan serangan balik kilatnya. Pertandingan menjadi jauh lebih menarik walaupun belum ada gol tercipta.
Kedudukan imbang 0-0 bertahan hingga waktu normal berakhir dan wasit terpaksa mengadakan babak tambahan. Benfica masih tetap memegang kendali. Namun gol pun belum tercipta bahkan hingga dua kali babak tambahan. Adu penalti pun menjadi solusi akhir untuk menentukan siapa yang berhak mengangkat trofi Europa.
Benfica memperoleh kesempatan menendang pertama. Rodrigo Lima sukses mengeksekusinya. Berikutnya Carlos Bacca dari Sevilla juga sukses menyarangkan bola penalti. Kejutan terjadi saat dua eksekutor Benfica secara berturut-turut gagal menyarangkan bola. Mereka adalah Oscar Cardozo dan Rodrigo. Sementara tiga penendang dari Sevilla yang tersisa yaitu M’Bia, Coke, serta Kevin Gameiro sukses membuat gol. Sevilla pun sukses merengkuh gelar ini untuk ketigakalinya. (Choirul Anam – www.harianindo.com)