Abuja – Peristiwa penculikan 200 siswi sekolah di Nigeria telah mencemarkan nama baik Pemerintah Nigeria di mata internasional. Peristiwa ini telah mengambil perhatian banyak kalangan di dunia internasional.
Seperti dilansir dari Associated Press (Rabu, 7/5/2014), banyak pihak yang menyalahkan pihak Pemerintah Nigeria. Tuduhan tersebut diarahkan khususnya kepada pihak militer, yang dinilai gagal menjalankan kewajibannya menjaga keamanan negara dari ancaman domestik.
Seperti yang telah diketahui, 276 siswi sekolah di Nigeria diculik oleh kelompok militan Boko Haram. Kelambatan respon dari Militer Nigeria menyebabkan dua dari 276 siswi tadi meninggal dunia karena digigit ular, sementara 20 orang lainnya dikabarkan sedang sakit. Adapun pihak Boko Haram mengatakan akan menjual siswi-siswi yang mereka sekap tersebut di pasar gelap perdagangan manusia.
Adapun Boko Haram sendiri merupakan kelompok “jihad” dan teroris yang berbasis di sekitar timur laut wilayah Nigeria. Kelompok ini telah sejak lama bermusuhan dengan Pemerintah Nigeria. Selain kasus penculikan ini, aksi-aksi Boko Haram ini telah menewaskan sekitar 1.500 siswi Nigeria di tahun ini saja. Organisasi yang melabeli diri sebagai kelompok jihad namun bersikap layaknya kelompok militan bejat tak berperikemanusiaan, yang jelas mencemarkan nama Islam secara umum. Adapun jumlah korban yang demikian besar itu menunjukkan bagaimana keamanan masyarakat, terutama anak-anak, sangat terancam di Nigeria tiap harinya.
Pihak pemerintah dan Militer Nigeria dibuat kelimpungan dengan aksi Boko Haram. Berbagai cara pencegahan, seperti misalnya penerapan status darurat nasional, tak mampu meredam aksi kelompok militan tersebut. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)