Usaha pencarian sebenarnya terus dilakukan sejak Sabtu kemarin (3/5), dan dilakukan hanya menggunakan sekop dan bahkan tangan kosong. Keterbatasan peralatan menyebabkan para penyelamat akhirnya menyadari bahwa usaha mereka ini sia-sia. Gubernur Provinsi Badakhshan, Shah Waliullah Adib, mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa meneruskan usaha pencarian karena korban beserta bangunan rumahnya telah tertimbun beberapa meter di bawah tanah dan bebatuan. Adib mengatakan akan segera mengadakan doa bersama untuk para korban.
Tempat kejadian, yakni Desa Ab Barik, telah ditetapkan menjadi pemakaman massal. Hampir seluruh wilayah desa tersebut tertimbun longsor yang terdiri dari tanah berlumpur dan bebatuan. Hujan berat dipercaya menjadi penyebab dua longsor tersebut, dan bahkan membunuh beberapa anggota tim penyelamat.
Adapun ketika longsor pertama terjadi, beberapa penduduk di desa sekitar langsung berdatangan mencoba menyelamatkan korban. Ironis, usaha dan niat baik mereka dibalas dengan serangan longsor kedua yang kali ini membawa seluruh sisi dari bukit di dekat tempat kejadian.
Laporan resmi dari otoritas setempat mengatakan bahwa longsor tersebut mengubur sekitar 350 unit rumah, dengan penghuni yang mencapai sekitar 2.500 orang. PBB mengatakan bahwa hanya 350 jenazah saja yang berhasil ditarik keluar.
Bantuan tenda penampungan, obat-obatan, makanan, dan air bersih sudah mulai berdatangan. Korban yang selamat harus bermalam di tenda-tenda di sekitar desa mereka di tengah suhu malam yang sangat dingin, karena berlokasi di wilayah yang terbuka tak berbukit, dimaksudkan untuk menghindari longsor yang mungkin terjadi dari perbukitan.
Provinsi Badakhshan memang dikenal memiliki wilayah yang dipenuhi oleh perbukitan. Wilayah ini terletak di pinggiran Afghanistan, berbatasan dengan Tajikistan, China, dan Pakistan. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)