Adapun grup, yang anggotanya dipercaya berasal dari Jerman, Denmark, Polandia, Swedia, dan Ceko tersebut ditangkap bersama beberapa personil tentara Ukraina yang ditugasi mengamankan mereka. Mereka diketahui ditangkap di Kota Sloviansk.
Dikatakan bahwa pengamat dan personil militer ini ditahan untuk menjadi bahan pertukaran dengan beberapa tahanan pro-Rusia yang ditangkap oleh otoritas Ukraina. Namun demikian, pihak Kiev beranggapan bahwa grup tersebut akan dijadikan sebagai “tameng” oleh kelompok pro-Rusia di Sloviansk tersebut.
John Kerry menyampaikan desakannya dalam telepon agar Rusia mendukung usaha pembebasan grup pengamat tadi beserta pengawalnya. Pihak Rusia, dalam hal ini Menteri Luar Negerinya, Sergei Lavrov, membalas mengatakan bahwa Ukraina harus menghentikan operasi anti-teror –nya karena dianggap malah semakin memperkeruh keadaan.
Adapun John Kerry juga menyampaikan keprihatinannya terhadap langkah Rusia dalam melakukan aktivitas militer di sekitar perbatasannya dengan Ukraina. Aktivitas dan penguatan militer tersebut dianggap sebagai aksi yang provokatif. Efeknya pun tidak hanya kepada Ukraina, namun juga negara-negara Eropa lain, termasuk negara-negara anggota Nato.
Telah diberitakan sebelumnya bahwa tentara Ukraina sedang menjalankan operasi anti-teror di wilayah timur Ukraina, yang telah dikuasai oleh kelompok pro-Rusia. Diketahui tela jatuh beberapa korban meninggal dari pihak pro-Rusia ketika mencoba menghentikan pergerakan tentara Ukraina. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)