PM Korsel, Chung Hong-won.
Foto dari Reuters
Dalam sebuah statement, Chung menyampaikan bahwa tangisan dari keluarga korban kapal feri Sewol masih membuatnya tak bisa tidur. Dia beranggapan bahwa hal yang sepatutnya dia lakukan secara pribadi adalah mundur dari kabinet.
Dia pun menyampaikan permintaan maaf yang mendalam atas nama pribadi maupun pemerintah terkait berbagai masalah yang telah muncul mulai dari pencegahan kecelakaan sampai berlarut-larutnya usaha penyelamatan dan pengangkatan jenazah ke permukaan.
Chung menambahkan telah banyak terjadi penyimpangan yang terus-menerus di berbagai bidang terkait bagaimana peraturan dan praktiknya di lapangan. Dia berharap bahwa penyimpangan dan kesalahan tersebut bisa cepat terkoreksi dan tidak terulang kembali.
Sehari setelah kecelakaan tersebut diberitakan, Chung, yang mengunjungi lokasi kejadian sempat mendapat reaksi negatif dan menerima lemparan botol dari keluarga korban. Kritik pedas pun menghujani Pemerintah Korsel dari berbagai pihak tidak hanya dari keluarga korban. Adapun juru bicara partai oposisi mengatakan bahwa langkah Chung sangat tidak bertanggungjawab dan merupakan bentuk pelarian “pengecut” dari tanggungjawabnya tersebut.
Kapal feri Sewol tenggelam pada 16 April 2014. Dari total 476 orang penumpang dan kru di atas kapal, hanya 174 orang saja yang berhasil selamat. sampai saat ini, korban yang telah resmi dinyatakan meninggal mencapai 187 orang, sedangkan 115 orang sisanya masih berstatus menghilang.
Sementara itu, 15 orang awak kapal Sewol beserta kaptennya telah ditahan oleh kepolisian Korsel. Mereka dituduh lalai dalam menjalankan tugasnya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
