Ban mengatakan bahwa sekitar 3,5 juta warga sipil kesulitan memperoleh bantuan obat-obatan dan perawatan medis. Ban juga menuliskan bahwa Dewan Keamanan PBB harus berbuat sesuatu untuk menangani masalah pelanggaran terhadap prinsip dasar hukum internasional ini.
Ban menjelaskan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa ribuan orang tidak mendapat perawatan medis, termasuk obat-obatan penting, yang mereka sangat butuhkan. Namun demikian memang diakui bahwa bekerja dengan lingkungan Syria yang senantiasa rawan konflik sangatlah sulit dan membahayakan.
Konflik dalam negeri Syria terjadi sejak Maret 2011, ketika pasukan keamanan menembaki pendemo. Sejak saat itu, berbagai kelompok dan partai pemberonttak, termasuk kelompok yang terkait dengan Al Qaeda, terus memerangi pemerintah untuk berebut kendali atas wilayah-wilayah di Syria. Aktivis perdamaian mengatakan bahwa lebih dari 150 ribu orang meninggal dalam konflik yang telah berlangsung tiga tahun tersebut. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)