Adalah Eun-su Choi, seorang supir truk, yang menyampaikan perasaan menyesalnya tersebut kepada BBC. Dia bersama beberapa korban selamat berusaha keras untuk menarik korban lainnya, termasui murid-murid sekolah tersebut, untuk bisa keluar dari kabin kapal. Karena sangat sulit untuk melakukan penyelamatan, akhirnya dia dan beberapa korban selamat lainnya memutuskan untuk memanjat sendiri.
Saat kondisi kapal terguling, apa yang seharusnya berada di sisi kanan atau kiri, kini menjadi sisi atas dan bawah. Memanjat di sini artinya mereka berusaha untuk menyeberangi kabin kapal, dengan berpegangan pada kursi dan meja yang berada di sana.
Eun-su Choi telah menaiki kapal feri dari Incheon menuju Pulau Jeju ratusan kali. Saat kejadian, dia baru saja sarapan, lalu keluar menuju dek kapal untuk merokok. Ketika kapal tiba-tiba miring lalu terguling, dia berpegangan pada susuran tangga (handrail). Saat itu dia tidak lantas kabur sendiri, namun mencoba menarik keluar beberapa murid yang berada di cafetaria. Mereka semua terpeleset jatuh sampai sekitar meja kasir.
Choi bersama beberapa orang lainnya mencoba menarik korban terjebak menggunakan selang pemadam api. Usaha tersebut sangat sulit. Ketika kondisi kapal sudah semakin kritis, akhirnya korban yang selamat memutuskan untuk memanjat sendiri. Sebuah keputusan yang sangat dia sesalkan.
Kejadian mengharukan banyak terjadi. Salah satu rekan Choi yang juga selamat bercerita bahwa dirinya berhasil menyelamatkan anak perempuan berusia enam tahun, setelah anak itu di “operkan” oleh orang tuanya, kemudian dilanjutkan tangan-ke-tangan oleh penumpang lainnya. Dia mengatakan bahwa orang tua dan penumpang-penumpang tersebut tidak berhasil selamat. Mereka adalah orang-orang paling berani yang pernah dia ketahui.
Perintah evakuasi dinilai sangat terlambat diumumkan oleh kapten kapal. Sang kapten mengaku bahwa alasan dirinya terlambat mengeluarkan perintah evakuasi kapal dikarenakan oleh kondisi ombak laut yang sedang “ganas” saat itu, sehingga dia takut penumpang akan hanyut terbawa air jika tidak segera ditolong.
Korban selamat kapal feri Sewol berjumlah 174 orang. Sampai saat ini, total korban meninggal dunia mencapai 133 orang, dengan 190 orang lainnya masih dinyatakan menghilang. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)