Serangan tersebut terjadi di sebelah timur Ibukota Aljazair, Algiers. Serangan terjadi saat tentara Aljazair tersebut, yang tengah berada di wilayah Tizi Ouzou, baru kembali dari tugas pengawalan pemilu presiden. Dalam perjalanan, mereka kemudian di serang oleh kelompok bersenjata yang kemudian menewaskan 14 tentara tersebut.
Kelompok bersenjata tersebut diduga kuat berasal dari kelompok Al Qaeda Maghreb Islam (AQIM). Kelompok tersebut tersebut tentu masih terkait dengan jaringan Al Qaeda lain di beberapa negara timur tengah yang masuk ke dalam daftar rawan terorisme.
Adapun serangan ini terjadi setelah presiden Aljazair sebelumnya, Abdelaziz Bouteflika, berhasil terpilih kembali untuk periode berikutnya. Salah satu janji kampanye Bouteflika adalah untuk menjaga kondisi keamanan di Aljazair. Sebuah janji yang tampaknya akan sangat sulit dipenuhi mengingat begitu gigihnya usaha kelompok Al Qaeda dalam menebar teror di negara tersebut.
Kelompok dan simpatisan Al Qaeda memang diketahui mulai menyebar tidak hanya di sekitar Timur Tengah, namun juga mencapai negara-negara arab di wilayah Afrika Utara. Kelompok AQIM merupakan salah satunya. Mereka termasuk kelompok yang menjadi ancaman utama di wilayah Afrika Utara. Adapun usaha-usaha pembasmian kelompok ini sudah dilakukan oleh militer Aljazair. Sejak Januari 2014 lalu, operasi militer tersebut telah menewaskan sekitar 37 orang milisi AQIM. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)