Reuters
Kiev – Pejabat senior dari empat kubu, Ukraina, Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah sepakat untuk bertemu minggu depan untuk mendiskusikan keadaan Ukraina yang semakin memburuk. Seperti dilansir dari BBC (Selasa, 8/4/2014), pertemuan empat pihak yang “sangat peduli” dengan krisis perpecahan di Ukraina ini merupakan yang pertama sejak krisis tersebut muncul.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Deshchytsia.
Pihak Ukraina dan AS telah menuduh bahwa Rusia berada di balik kerusuhan dan aksi demo dari kelompok massa beretnik dan berbahasa Rusia. Mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan usaha Rusia untuk menggerogoti Ukraina, baik secara wilayah maupun persatuan nasionalnya, terutama sejak terjadinya aneksasi Crimea oleh Rusia dari Ukraina. Sebuah pernyataan yang tentu dibantah oleh Rusia. Adapun Moscow pun sampai saat ini memang tidak mau mengakui pemerintahan baru Ukraina, yang berdiri sejak pelengseran presiden terdahulu, Viktor Yanukovych., yang pro-Rusia.
Adapun mengenai waktu dan letak pasti pertemuan empat kubu tersebut belum dikabarkan secara detail. Beberapa kabar yang beredar pertemuan tersebut akan dilakukan di salah satu kota di Eropa. Juru bicara dari Baroness Ashton mengatakan bahwa dirinya sedang melanjutkan usaha diplomatis yang bertujuan untuk menurunkan tensi situasi di Ukraina. Dalam usaha inilah kemudian diadakan pertemuan empat kubu tadi.
Petinggi Nato sebelumnya telah memperingatkan Rusia, sebuah usaha yang telah dilakukan berulang-ulang, bahwa jika Rusia melakukan intervensi terhadap Ukraina, maka hal tersebut akan menjadi kesalahan besar yang bersejarah, dengan konsekuensi yang sangat besar. Sekjen Nato, Anders Fogh, Rasmussen, mengatakan bahwa Moscow harus menarik pasukannya yang demikian besar dari perbatasan dengan Ukraina. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
