Kabul – Dua jurnalis wanita yang bekerja untuk agen berita Associated Press dikabarkan ditembak oleh seorang oknum polisi Afghanistan. Seperti dilansir dari BBC (Jumat, 4/4/2014), soerang korban, bernama Anja Niedringhau, dikabarkan meninggal, sementara korban lainnya, Kathy Gannon, terluka parah namun dikabarkan sudah stabil.
Adapun insiden penembakan tersebut terjadi di sebuah kota bernama Khost, yang berada di dekat perbatasan dengan Pakistan. Niedringhaus, 48 tahun, meninggal seketika di tempat kejadian. Kathy Gannon, 60 tahun, mendapatkan perawatan medis dan akhirnya stabil.
Dikabarkan bahwa kedua jurnalis senior tersebut sedang mengikuti petugas pemilihan umum untuk mengirimkan surat suara dan berbagai sumber daya peralatan pendukungnya ke distrik Tanay, provinsi Khost. Menurut seorang saksi mata, serangan tersebut terjadi saat seorang komandan polisi yang mengamankan proses pengiriman tersebut tiba-tiba melepaskan tembakan ke arah dua jurnalis tersebut. Mereka ditembak saat sedang menunggu datangnya konvoi KPU untuk memasuki wilayah pengamanan. Setelah menembak kedua jurnalis tersebut, pelaku langsung menyerahkan diri kepada polisi lainnya, sebagaimana diberitakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Distrik lokasi kejadian berada di dekat perbatasan dengan wilayah Waziristan. Wilayah tersebtu merupakan wilayah Pakistan yang menjadi basis jaringan kelompok pemberontak Haqqani. Pengaruh kelompok itu cukup besar hingga sampai ke distrik Tanay tadi.
Adapun serangan ini terjadi setelah Taliban mengumumkan bahwa mereka akan terus berusaha “mengganggu” berlangsungnya proses pemilihan umum di Afghanistan. Sebagai respon, Pemerintah Afghanistan sudah pasti meningkatkan keamanannya. Namun demikian, serangan yang berasal dari “dalam” ini benar-benar di luar dugaan. Beberapa pengamat di lapangan mengatakan bahwa pemilu ini bakal menjadi pemilu yang paling “berdarah” dalam sejarah Afghanistan, dan kekhawatiran tentang adanya kekacauan serta kecurangan sangatlah besar. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)