London – Perdana Menteri Malaysia, Najib razak, telah mengatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines sengaja digerakkan keluar dari rute yang seharusnya, yakni dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Dan meski dirinya mengatakan bahwa pesawat nahas tersebut belum tentu dibajak, dugaan ke arah tersebut sangatlah kuat. Terkait hal ini, Dr. Sally Leivesley, seorang ahli intelijen asal Inggris, menduga bahwa pesawat tersebut bisa saja dibajak dari luar menggunakan telepon seluler.
Seperti dilansir dari Mirror (Senin, 17/3/2014), Leivesley mengatakan bahwa pesawat tersebut merupakan versi awal dari apa yang dia sebut dengan pesawat pintar, karena begitu canggihnya pesawat tersebut dipenuhi dengan panel-panel digital. Saking canggihnya, pesawat tersebut bisa dikendalikan dengan sinyal elektronik. Dia menduga bila memang benar demikian, tentu ada suatu kelompok yang telah melakukan perencanaan dengan memanfaatkan sebuah sistem pembajakan yang canggih.
Leivesley mengatakan bahwa alat yang mungkin digunakan untuk membajak adalah semacam telepon seluler, yang tentu telah dimodifikasi sedemikain rupa hingga semakin canggih dna mampu mengirimkan sebuah sinyal untuk mengendalikan/membajak pesawat tersebut dari luar. Dia juga mengatakan bahwa bila benar demikian, maka ini merupakan aksi pembajakan cyber yang pertama di dunia. Sebuah aksi serius yang melibatkan keselamatan 239 penumpang.
Seorang pejabat Malaysia yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa dugaan bahwa pesawat bernomor penerbangan MH370 itu dibajak sudah konklusif. Namun demikian, belum diketahui motifnya.
Adapun sampai saat ini belum diketahui dimana keberadaan pesawat tersebut. Baru-baru ini pihak Malaysia telah memohon pertolongan kepada sekitar 25 negara untuk mencari keberadaan pesawat tersebut, yang diduga berada di wilayah sekitar Kazakhstan sampai dengan Samudera Hindia di dekat Indonesia. Sebuah cakupan pencarian yang begitu luas. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)