San Francisco – Beberapa minggu lalu, Facebook sempat membuat berita yang menggemparkan ketika mengumumkan akan mengakuisisi WhatsApp senilai US$ 19 milyar atau setara dengan sekitar Rp 223 triliun, namun kabar terakhir menyebutkan jika proses akuisisi tersebut tidak semulus yang diperkirakan sebelumnya oleh banyak kalangan. Seperti dilansir oleh Ubergizmo (Jumat, 7/3/2014), masalah utamanya adalah ada laporan dari lembaga privasi yang meminta regulator Amerika Serikat agar memeriksa lebih lanjut terkait proses akuisisi tersebut.
Lembaga privasi tersebut adalah “Electronic Privacy Information Center” (EPIC) dan “Center for Digital Democracy” (CDC) yang melayangkan keluhan ke pihak “Federal Trade Commission” (FTC) agar proses akuisisi tersebut segera diselidiki lebih lanjut. Lembaga privasi itu curiga jika Facebook nantinya berniatan untuk menggunakan data pengguna WhatsApp untuk kepentingan Facebook.
Selama ini WhatsApp memang memiliki komitmen untuk tidak memakai data pengguna untuk tujuan iklan, namun siapa yang bisa menjamin komitmen tersebut akan bertahan setelah WhatsApp diakuisisi Facebook.
Seperti yang kita ketahui Facebook saat ini merupakan jejaring sosial no.1 di dunia dengan pengguna lebih 1,2 miliar yang memasok sebagian besar pemasukan dari iklan yang ada di halaman Facebook pengguna. EPIC mengharapkan jika FTC menyetujui proses akuisisi Facebook atas WhatsApp, harus dipastikan terlebih dulu jika nantinya data pengguna WhatsApp tidak akan diakses oleh pihak Facebook, karena dianggap sebagai tindakan yang melanggar etika bisnis.
Facebook dan WhatsApp merespons hal tersebut dengan menegaskan bahwa walaupun nantinya diakusisi, keduanya akan tetap menjadi perusahaan independen. (Choirul Anam – www.harianindo.com)