Tokyo – Kreator dari franchise game Metal Gear, Hideo Kojima, mengatakan bahwa jika game ingin dianggap lebih dari sekedar game, dianggap sebagai sebuah kultur, maka perlu menyinggung tema sensitif. Seperti dilansir dari Gamespot (5/3/2014), dalam sebuah wawancara, Kojima menyampaikan visinya tentang bagaimana dunia video games mampu mencapai level kultur, seperti halnya yang telah dicapai dunia film dan buku.
Kojima mengatakan bahwa jika pelaku dunia game tidak berani melewati batas dan tidak berusaha untuk mengekspresikan apa yang ingin disampaikan semaksimal mungkin, maka game akan selamanya dianggap sebagai game. Hiburan yang dimanfaatkan saat senggang. Kojima menambahkan bahwa jika pelaku industri game tidak mencoba melangkah lebih jauh, mereka tidak akan mampu mencapai apa yang telah berhasil dicapai oleh dunia film dan buku/novel. Pria 50 tahun itu mengaku bahwa dirinya tidak akan menghindari tema-tema yang dianggap sensitif, karena menurutnya jika dia tidak berjalan sejauh itu, game tidak akan pernah dianggap sebagai sebuah kultur/budaya.
Dalam wawancara itu, Kojima mengibaratkan dirinya dan timnya di Kojima Productions seperti karakter-karakter dari drama Breaking bad, yang tidak akan berhenti beraksi sampai pesannya tersampaikan.
Metal Gear Solid V: Phantom Pain, memiliki central cerita yang bertema balas dendam. Dan untuk menuju ke plot tersebut, kisah prolog dari game sebelumnya, Ground Zeroes, akan menampilkan sebuah cerita dan adegan yang menurut Kojima, akan memunculkan sebuah kontroversi. Dan meski demikian, dirinya tidak akan “melemahkan” konten apapun di dalam game tersebut hanya karena beberapa orang tidak suka dengan pesan yang dia ingin sampaikan lewat game tersebut. (Rani Soraya – www.harianindo.com)