Surabaya – Satu pekan setelah dibukanya pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) secara online pada tanggal 17 februari lalu, hingga hari ini (Rabu, 26/2/2014) terlihat masih sepi peminat. Penyebabnya mungkin adalah perbedaan persyaratan SNMPTN Tahun ini dibanding dengan tahun lalu, yaitu terkait kewenangan untuk melakukan verifikasi data atau pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) yang pada tahun lalu dilakukan oleh kepala sekolah dan guru bimbingan konseling, tahun ini siswa diberikan hak dan keleluasaan untuk melakukan verifikasi data sendiri, dan hal itu justru menyulitkan untuk calon mahasiswa bersangkutan, apalagi untuk mereka yang tinggal di luar kota besar dan masih minim akses internet.
Isa Ansori, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, mengungkapkan jika kebijakan Kementrian Pendidikan dalam penentuan persyaratan pendaftaran SNMPTN 2014 memang memiliki sisi positif dengan memberi keleluasaan bagi siswa, namun kebijakan baru itu sejatinya diperlukan sosialisasi yang jelas agar siswa dapat lebih memahami. Pasalnya prosedur ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 2 pekan, bagi siswa sebelum melakukan pendaftaran.
Selain itu dari berbagai laporan yang dihimpun oleh wartawan Harian Indo (Rabu, 26/2/2014), jika dilihat dari pengakuan sejumlah Perguruan Tinggi Negri di Surabaya, minimnya pendaftar SNMPTN tahun ini juga disebabkan oleh kendala teknis server panitia pusat SNMPTN yang sempat lemot. Isa Anshori menambahkan jika kebijakan baru yang belum sepenuhnya tersosialisasi dengan baik ini menjadi penghambat masuknya ribuan pendaftar seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Diulang lagi oleh Isa Anshori, bahwa Kata Kunci dari keberhasilan penerapan kebijakan baru dalam prosedur pendaftaran SNMPTN ini adalah sosialisasi. (Choirul Anam – www.harianindo.com)