Kiev – Pemimpin kelompok oposisi sekaligus mantan perdana menteri Ukraina, Yulia Tymoshenko, telah dibebaskan dari penjara. Seperti dilansir dari BBC (Sabtu, 22/2/2014), pembebasan ini merupakan hasil voting dari anggota-anggota parlemen, setelah Presiden Victor Yanukovych kabur dari ibukota Kiev.
Tymoshenko, didakwa hukuman penjara selama tujuh tahun pada tahun 2011 lalu, akibat aksi kontroverialnya kala menjabat sebagai perdana menteri. Sosok orator yang berapi-api ini sebelumnya sempat memimpin Revolusi Oranye, sebuah aksi perlawanan terhadap pemilihan umum yang kontroversial di tahun 2004. Adapun dirinya dihukum karena terbukti secara ilegal melakukan aksi yang diluar batas kewenangannya saat dirinya menyetujui perjanjian jual-beli minyak dengan Rusia, yang ternyata setelah diperhatikan malah merugikan Ukraina. Tymoshenko selalu bersikeras bahwa tuduhan terhadap dirinya tersebut adalah tidak benar.
Adapun hubungan antara Yanukovych dan Tymoshenko sebenarnya tidak begitu baik. Tymoshenko sempat ambil andil dalam penggulingan Yanukovych pada 2004. Namun demikian, Yanukovych berhasil kembali mengalahkan Tymoshenko pada pemilihan umum presiden pada 2010.
Pihak Uni Eropa memasukkan kebebasan Tymoshenko ke dalam salah satu syarat perjanjian dagang antara Uni Eropa dan Ukraina, yang kemudian penawaran tadi ditolak oleh Presiden Yanukovych pada tahun lalu. Penolakan inilah yang berujung demonstrasi anarkis yang belum selesai bahkan hingga hari ini.
Juru bicara dari Partai Fatherland, Olha Lappo, mengatakan bahwa Tymoshenko saat ini telah bergabung dengan para demonstran di Kiev. Adapun kebebasannya ini juga merupakan hasil perjanjian damai antara demonstran dengan pihak Presiden Yanukovych, yang dijembatani oleh Uni Eropa. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)