Seoul – Korea Selatan baru-baru ini dikabarkan sedang mengembangkan senjata cyber. Seperti dilansir dari BBC (Jum’at, 21/2/2014), senjata cyber itu mirip dengan Stuxnet, sebuah software yang didesain untuk menyerang fasilitas pengayaan nuklir, namun untuk versi Korea Selatan ini, ditujukan untuk melumpuhkan fasilitas serupa milik negara tetangganya, Korea Utara.
Kementrian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa misi ini akan dijalankan oleh pihk militer. Rencana tersebut telah diajukan ke pemerintah pada 19 Februari.
Pengembangan software senjata yang mampu merusak fasilitas nuklir Korea Utara bahkan secara fisik ini merupakan tahapn kedua dari startegi yang berjalan dari tahun 2010. Tahap pertama rencana ini telah berjalan, yaitu berupa cybercommand, yang nantinya akan menjalankan misi cyberwarfare secara komprehensif kedepannya.
Sempat terjadi tuduhan bahwa senjata cyber tadi telah disalahgunakan sedemikian rupa untuk mempengaruhi hasil voting pada pemilihan umum presiden Korea Selatan di tahun 2012.
Seorang ahli keamanan komputer, Prof. Alan Woodward, mengatakan bahwa usaha-usaha pengembangan dan penggunaan senjata cyber untuk secara fisik merusak infrastruktur penting dapat menjadi boomerang dan menyerang balik si pembuatnya, bila tidak di-manage dengan baik. Prof. Woodward mengatakan bahwa ketika Stuxnet dilepaskan, penyebarannya hampir mustahil untuk di prediksi dan di kontrol. Sangat berbahaya.
Strategi ini merupakan respon Korea Selatan terhadap Korea Utara yang pada 2006 lalu mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menguji sebuah senjata nuklir. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)