California – Bayangkan jika anda memperoleh penghasilan $ 50 ribu, atau senilai Rp 615 juta, per hari, dari sebuah karya sederhana namun “booming” secara internasionl. Itulah yang sedang dialami oleh Dong Nguyen, ketika dia menciptakan, dan merilis game Flappy Bird di App Store dan Google Play Store. Nguyen mengatakan bahwa game buatannya itu telah menjadi terlalu adiktif, meski di desain untuk dimainkan secara relaks saja. Namun dijamin, bila saran Nguyen tersebut diikuti (main secara santai), para player tidak akan mampu menciptakan angka besar ketika memainkannya.
Begitu menggilanya demam Flappy Bird, membuat Nguyen sang kreator, stres dan akhirnya mencabut Flappy Bird dari edaran. Namun demikian, demam tadi tidak lantas hilang. Muncullah berbagai game tiruan Flappy Bird dengan gameplay dasar sama, desain karakter dan stage yang sedikit berbeda, namun seringkali memiliki judul yang “dekat” dengan Flappy Bird. Jengah, Apple dan Google telah menerapkan sebuah kebijakan bahwa mereka menolak game yang memiliki judul yang berembel-embel “Flappy” atau sejenisnya.
Sebagai contoh, sebuah game karya seorang pengembang aplikasi smartphone bernama Ken Carpenter, ditolak karena memiliki nama Flappy Bird, saat dia mendaftarkan game-nya tersebut pada App Store. Alasan yang dikeluarkan Apple adalah bahwa game-nya terindikasi berusaha “mendompleng” nama aplikasi lain yang lebih terkenal. Aplikasi lain yang dimaksud tentu Flappy Bird. Hal serupa juga dialaminya ketika mendaftarkan game-nya pada Google Play Store. (Rani Soraya – www.harianindo.com)