Melalui akun jejaring social twitter, bantahan tersebut dengan tegas dibantah dengan menyatakan bahwa selama pengepungan empat hari tersebut, mereka sama sekali membantah dengan tegas adanya keterlibatan dari seorang wanita.
Seperti yang dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (25/9/2013), akun yang mengaku dalang atas teror penembakan berdarah tersebut menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih memiliki cukup banyak pemuda yang memiliki kemampuan dan komitmen penuh untuk diikut sertakan dalam operasi militernya.
Sebagai informasi bahwa wanita yang diduga ikut serta dalam aksi penembakan tersebut adalah Samantha Lewtwaite. Ia adalah anak dari tentara Inggris dan memiliki keahlian sebagai bomber. Pada 7 Juli 2005, Lewthwaite diduga sebagai otak dari pengeboman di Germain Lindsay yang berhasil menewaskan sekitar 26 orang.
Lewthwaite sendiri adalah sosok yang dicari selama ini dikarenakan ia diduga ikut terlibat dalam kelompok gerilyawan Shebab. Biasanya Lewthwaite akan menggunakan paspor palsu dengan nama Natalie Faye Webb. Terkait hal ini maka saat ini pihak militer dari Afsel saat ini sedang mencari dimana keberadaan fisik dari paspor Lewthwaite. (Rani Soraya – www.harianindo.com)