Ada sekitar enam wartawan yang mengaku mendapatkan tembakan yang berasal dari aparat. Dimana dua diantaranya tewas mendapatkan tembakan dari penembak jitu yaitu Michael Deane dan Habiba Ahmad Abd Elaziz. Deane sendiri adalah seorang kamerawan yang berasal dari sebuah stasiun televisi Sky News, sedangkan Elaziz adalah seorang wartawan dari harian Gulf.
Selain itu seorang wartawan yang berasal dari suratkabar Al Akhbar, Ahmed Babel Gawad, dikabarkan meninggal dunia pada saat meliput kerusuhan yang terjadi di Mesir. Sayangnya belum diketahui secara pasti apa penyebab kematian dari Gawad.
Seperti yang dilansir dari Guardian, Kamis (15/8/2013), Robert Mahoney selaku aktivis kebebasan pers mengungkapkan bahwa seharusnya pihak pemerintah menghormati hak wartawan untuk melakukan peliputan kerusuhan dengan tanpa rasa was-was. Biarkan para wartawan tersebut leluasa untuk menjalankan tugasnya.
Sebagai informasi bahwa memang kerusuhan semakin besar ketika aparat mencoba untuk membubarkan para pengunjuk rasa dari jalanan yang ada di Kota Kairo. Ada sekitar 278 orang yang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut, termasuk didalamnya ada sekitar 43 orang aparat.
Sayangnya dalam siaran persnya, Perdana Menteri Mesir Hazem Beblawi mengungkapkan bahwa sebenarnya apa yang dilakukan oleh apart tersebut tidak lain dikarenakan untuk tugas semata dan bersikap seprofesional mungkin. Alhasil dalam kerusuhan tersebut, para pengunjuk rasa melakukan perlawanan sehingga membuat aparat bertindak keras. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)