Seperti yang dilansir dari Bloomberg, Jumat (19/7/2013), pihak Kemhan AS mengungkapkan bahwa untuk mengurusi kontrak pengiriman senjata, Suriah mendapatkan bantuan dari Rusia berupa keuangan. Bahkan mereka mengabaikan adanya sanksi finansial yang diberlaku saat ini, hal ini terbukti dimana bank milik Rusia diijinkan memberikan pelayanan yang digunakan baik individu ataupun rezim Suriah.
Memang benar jika pihak Amerika Serikat dan Negara Barat memberikan dukungan dan bantuannya kepada oposisi Suriah. Namun sampai saat ini belum ditemui bantuan apa yang nantinya akan diberikan kepada mereka. Ditambah lagi untuk saat ini masih ada perbedaan pandangan politik dengan pihak oposisi.
Dengan demikian menyebabkan penyatuan visi dan misi masih berjalan lambat, terlebih lagi pada minggu depan akan segera melakukan pemiihan kepemimpinan baru. Pihak AS sendiri saat ini juga telah mendesak pihak sekutu agar mengkoordinasikan peralatan militer dan senjata yang diterima oposisi Suriah agar diterima oleh fraksi yang lebih moderat.
Terkait hal tersebut pihak Kementrian Luar Negeri AS telah menyatakan bahwa untuk saat ini Jenderal Salim Idris pemimpin militer oposisi Suriah telah menerima pasokan senjata militer. Dengan dukungan untuk komando militernya dari berbagai pihak ini diharapkan nantinya resim Assad dapat diberikan tekanan. Diharapkan dengan tekanan ini maka Assad mau untuk melakukan negosiasi. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)