Yangon – Sejak terjadi kekerasan yang menimpa warga muslim di Myanmar, memang mengundang banyak keprihatinan banyak pihak. Untuk meminimalisir hal tersebut sekitar 200 biksu yang ada di Myanmar mengadakan pertemuan, bahkan mereka mengutarakan bahwa sikap media memperkeruh adanya kekerasan tersebut.
Seperti yang dilansir dari RINF, Sabtu (15/6/2013), juru bicara pertemuan Dhammapiya mengungkapkan bahwa saat ini mereka sedang mencari tahu biksu mana yang terlibat dalam aksi tersebut. Bahkan harus ada aturan baru yang berfungsi untuk menghentikan kekerasan tersebut.
Beberapa media memang mengungkapkan bahwa dalam kekerasan terhadap warga muslim tersebut terlihat beberapa biksu ikut mengangkat senjata. Namun Dhammapiya berharap agar media menulis informasi yang benar kepada publik.
Bahkan diketahui ada beberapa media yang nampaknya mendapatkan dorongan dari beberapa organisasi sehingga banyak pemberitaan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Memang pada awalnya kekerasan dialami oleh etnis Rohingya, namun akhirnya menyebar ke beberapa wilayah.
Saat ini beberapa warga muslim yang sudah memiliki kewarganegaraanpun juga mendapatkan serangan. Padahal tercatat ada sekitar 800 ribu warga Rohingya yang ada di wilayah barat yang mendapatkan kekerasan dari rakyat dan Pemerintah Myanmar, karena mereka tidak memiliki kewarganegaraan. Tentunya ini menambah daftar panjang aksi komunal yang ada di Myanmar. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)