Teheran – Iran sebagai Negara yang memiliki pengaruh agama kuat tentunya semua lini akan dipengaruhinya. Termasuk dalam pemerintahan, bahkan selama ini Iran dikenal dimana para ulama memiliki posisi yang penting dalam berpolitik.
Namun hal ini terasa berbeda, karena pemilu kali ini pengaruh dari para ulama mulai surut keberadaannya. Jika diruntut kembali sejak revolusi memang Presiden Iran selalu dipegang oleh para ulama. Beberapa nama seperti Ali Khamenei, Ali Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mohammad Khatami semuanya memiliki latar belakang sebagai ulama besar.
Semua berbeda ketika, pada delapan tahun lalu Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden Iran. Namun pemilu kali ini calon presiden rata-rata bukan berasal dari kaum ulama. Bahkan hanya Hassan Rowhani yang memiliki latar belakang sebagai ulama.
Bahkan tercatat perolehan suara yang dahulunya pengaruh ulama sangat kuat, sekarang ini sudah mulai surut. Dahulunya dengan dari seorang tokoh ulama, dapat memberikan pengaruh pada satu kandidat calon Presiden.
Seperti yang dikuti dari Washington Post, Kamis (13/6/2013), salah seorang pelajar di Kota Qom mengungkapkan bahwa sebenarnya ikut dalam pemilu adalah bagian dari ibadah, namun untuk saat ini ia belum menentukan siapa yang nantinya akan dipilihnya.
Qom sendiri memiliki satu ulama yaitu Ayatollah Mohammad-Taghi Mesbah-Yazdi yang memiliki pengaruh besar. Dimana ia mendukung kandidat presiden Ali Akbar Velayati. Namun nampaknya kampanye yang dilakukan oleh Velayati di Qom, terlihat sepi dan menunjukkan penduduk Qom tidak tertarik untuk memberikan dukungan. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)